^_^ "SELAMAT DATANG DI BLOG PMR UNIT SMP NEGERI 4 LAMONGAN" :D

Minggu, 18 September 2011

PMR (Palang Merah Remaja)

Sejarah Palang Merah Remaja
Dibentuk pada Kongres PMI pada Januari 1950 di Jakarta. PMR dulu bernama Palang Merah Pemuda, 1 Maret 1950. Secara resmi berkembangnya PMR di sekolah didasari Surat Edaran Dirgen Pendidikan No. 11-052-1974, pada tanggal 22 Juni 1974.
Syarat-syarat menjadi anggota PMR
Berikut ini adalah syarat-syarat untuk menjadi anggota PMR.
-Warga Negara Indonesia.
-Berusia 7 tahun sampai dengan 21 tahun.
-Dapat membaca dan menulis.
-Atas kemauan sendiri, tanpa paksaan maupun tekanan dari orang lain, ingin menjadi     anggota PMR.
-Mendapat persetujuan dari orang tua atau wali.
-Sebelum menjadi anggota penuh, bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diharuskan.
-Bersedia melaksanakan tugas kepalangmerahan selaku anggota PMR secara sukarela.
Hak keanggotaan
Hak keanggotaan berakhir apabila:
-Meninggal dunia
-Merugikan nama dan kedudukan PMR khususnya, dan PMI umumnya.
PATUT
Isi dari PATUT:
P : Penolong mengamankan diri sendiri sebelum bertindak
A : Amankan Korban
T : Tandai tempat kejadian
U : Usahakan panggil bantuan
T : Tangani korban (dengan P3K) mulai dari luka yang paling serius atau membahayakan keselamatan korban
Tujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah Internasional
-Kemanusiaan
-Kesamaan
-Kenetralan
-Kemandirian
-Kesukarelaan
-Kesatuan
-Kesemestaan
Tribakti Palang Merah Remaja
-Berbakti kepada masyarakat.
-Mempertinggi ketrampilan dalam rangka meningkatkan kebersihan dan kesehatan.
-Mempererat persahabatan nasional dan internasional
Mars Palang Merah Indonesia
Palang Merah Indonesia
Sumber kasih umat manusia
warisan luhur nusa dan bangsa
Wujud nyata mengayom Pancasila
Gerak juangnya ke seluruh Nusa
Mendharmakan bakti bagi ampera
Tunaikan tugas suci, tujuan PMI, di Persada Bunda Pertiwi
untuk umat manusia di seluruh dunia
PMI mengantarkan jasa
Faktor-Faktor yang dilatih dalam pendidikan ke-PMR-an:
-Fisik
-Mental
-Kreatifitas/Otak
Pertolongan Pertama
-Pelaksanaan pertolongan pertama
-Periksa kesadaran
-Periksa pernapasan
-Periksa apakah ada tanda-tanda pendarahan
-Periksa keadaan lokal atau keadaan sekitar
Peralatan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)
-Bahan membersihkan tangan. Contoh: Sabun, alkohol.
-Obat pencuci luka. Contoh: Rivanol, alkohol.
-Obat pengurang rasa sakit. Contoh: Parasetamol.
-Wewangian untuk menyadarkan korban. Contoh: Cologne, minyak angin.
-Pembalut gulung
-Mitela
-Kapas
-Plester
-Kain kassa/ kain steril
-Gunting
-Pinset
Pelajaran Membuat Tandu
-Menyiapkan alat-alat yang diperlukan: tambang, bambu untuk pegangan tangan
-Membuat simpul jangkar dan simpul pangkal
-Mengencangkan dan menguatkan tandu agar bisa ditempati oleh korban
Pelajaran Evakuasi korban
-Bagaimana cara mengangkat korban ke tandu
-Cara mengangkat korban dengan 2 orang atau lebih.
-Cara mengangkat korban sendiri

MATERI PERTOLONGAN PERTAMA 
Cidera alat-alat gerak
Alat gerak terdiri dari dari tulang, Sendi, Jaringan ikat dan otot pada manusia.
Secara Umum cedera pada alat gerak dapat berupa :
-Patah tulang.
-Kepala sendi atau ujung tulang keluar dari sendi ( cerai sendi, Dislokasi ).
-Otot atau sambungan ototnya teregang melebihi batas normal ( terkilir  otot, strain ).
-Robek atau putusnya jaringan ikat di sekitar sendi/terkilir sendi, Sprain
Patah Tulang.
Pengertian : Terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau hanya sebagian saja.
Penyebab : Terjadinya Gaya yang melebihi kapasitas gaya elastisitas tulang sehingga jaringan tulang rusak. Gaya tersebut akibat kekerasan dari luar.
Cedera dapat terjadi sebagai akibat :
Gaya Langsung,  Gaya tidak langsung, Gaya Puntir.
Gejala dan Tanda :
1.Terjadinya Perubahan Bentuk pada bagian tubuh yang patah. ( Bandingkan dengan sisi yang lain ).
2.Daerah yang patah nyeri dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
3.Bagian yang patah membengkak, Memar / Perubahan Warna.
4.Mengalami Fungsi Gerak.
5.Terdengan suara berderik.
6.Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
Jenis Patah Tulang :
1.Patah Tulang Tertutup : tidak ada luka.
2.Patah Tulang Terbuka. : Ada Luka, Tulang yang patah berhubungan dengan udara, akan tetapi tulang yang patah tidak selalu terlihat atau menonjol keluar. ( Hati – hati Infeksi ).
Urai / Cerai Sendi ( Dislokasi ).
Pengertian : Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau keluarnya ujung tulang ari sendinya.
Penyebab : Karena sendi teregang melebihi batas normal.
Gejala dan Tanda : Secara UMUM berupa gejala tanda patah tulang yang terbatas pada daerah sendi.
Terkilir / Keseleo.
Ada 2 macam :
1.Terkilir Sendi ( Sprain ).
Pengertian : Robeknya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi teregang melebihi batas normal.
Penyebab : Terpeleset, gerakan yang salah, sehingga menyebabakan sendi teregang melampaui gerakan normal.
Gejala dan tanda : Nyeri bengkak., bengkak, Nyeri tekan, Memar.
2, Terkilir Otot ( Strain ).
Pengertian : Robeknya jaringan oto bagian tendon ( Ekor Otot ), karena teregang melebihi batas normal.
Penyebab : Umumnyaterjadi karena pembebanan secara tiba – tiba pada otot tertentu.
Gejala dan Tanda :
1, Nyeri yang tajam dan mendadak pada daerah otot tertentu.
2, Nyeri menyebar keluar dengan kejang atau kaku otot.
3, Bengkak pada daerah cedera.
PEMBIDAIAN
Pengertian : Upaya untuk menstabilkan dan mengistirahatkan ( Immobilisasi ) bagian yang cedera.
Tujuan :
1.Mencegah pergerakan / Pergeseran dari ujung tulang yang patah.
2.Mengurangi terjadinya cedera baru di sekitar bagian tulang yang patah.
3.Memberi istirahatkan pada anggota badan yang patah.
4.Mengurangi rasa nyeri.
5.Mempercepat penyembuhan.
Macam – Macam Bidai :
1.Bidai Keras. ( terbuat dari kayu, alumunium, dan bahan lainnya ).
2.Bidai Traksi.
3.Bidai Improvisasi.( Koran, Majalah dan Lainnya ).
4.Gendongan / Belat dan Beban. ( Mitella dibuat Gendongan ).
Pedoman Umum Pembidaian.
1.Sedapat mungkin informasikan tindakan yang akan dilakukan.
2.Sebelum membidai paparkan seluruh bagian yang cedera yang cedera dan rawat pendarahan bila ada.
3.Selalu buka / bebaskan pakaian pada daerah sendi sebelum membidai, buka perhiasan di daerah patah atau di daerah Distal.
4.Nilai GSS ( Gerakan Sensasi Sirkulasi ) pad bagian Distal cedera sebelum melakukan Pembidaian.
5.Siapkan Alat –  alatnya selengkapnya.
6.Jangan berupaya merubah posisi bagian ynag cedera, upayakan membidai dalam posisi di temukan.
7.Jangan berupaya memasukan tulang yang patah.
8.Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah, Sebelum dipasang diukur dulu pada anggota badan yang sehat.
9.Bila pada sendi bidai tulang yang mengapit sendi upayakan jangan membidai sendi distalnya.
10.Lapisi bidai dengan bahan yang lunak bila memungkinkan.
11.Isilah bagian yang kosong antara tubuh dengan bidai dengan bahan pelapis.
12.Ikatan jangan terlalu longgar dan jangan terlalu keras.
13.Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sendi yang banyak bergerak, kemudian sendi atas dari tulang yang patah.
14.Selesai Pembidaian lakukan pemeriksaan GSS kembali, bandingkan dengan pemeriksaan yang pertama.
15.Jangan membidai berlebihan.
Petolongan Cedera Alat Gerak.
1.Lakukan Penilaian Dini.
-Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
-Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
-Pasang bidai leher ( Neck Collar ) dan beri O2 bila ada.
2.Lakukan pemeriksaan Fisik.
3.Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah cedera, jangan menambah sakit penderita.
4.Paparkan seluruh bagian yang di duga cedera.
5.Atasi pendarahan dan rawat luka bila ada.
6.Siapkan alat dan bahan untuk membidai.
7.Lakukan pembidaian.
8.Kurangi rasa sakit.
-Istirahatkan bagian yang cedera.
-Kompres es yang cedera ( Khususnya pada patah tulang tertutup ).
-Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.
Patah tulang, cerai sendi, dan terkilir / keseleo mungkin ditemukan bersamaan pada satu cedera.    
Penanganan terkilir .
1.Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera.
2.Tinggikan daerah yang cedera.
3.Beri kompres dingi, selama 30 meni, ulangi setiap jam bila perlu.
4.Balut tekan dan tetap tinggikan.
5.Bila ragu rawat sebagai patah tulang.
6.Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Menolong beberapa macam cedera alat gerak.
Patah Tulang Lengan Atas.
Pertolongan :
1.Letakkan lengan bawah di dada dengan terlapak tangan menghadap kedalam.
2.Pasang Bidai L atau bidai sampai siku.
3.Ikat pada daerah diatas dan di bawah tulang yang patah.
4.Lengan bawah di gendong.
5.Jika siku juga patah dan tangan dan tangan tak dapat dilipat, pasang bidai sampai kelengan bawah dan biarkan tangan tergantung tidak usah di gendong.
6.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Patah Tulang Lengan Bawah.
Pertolongan :
1.Letakan tangan pada dada.
2.Pasang bidai dari siku sampai tangan.
3.Ikat pada daerah di atas dan di bawah tulang yang patah.
4.lengan yang digendong.
5.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Patah Tulang Panggul.
Tanda – tanda patah tulang panggul.
1.Nyeri di daerah atas kemaluan bila penderita mencoba duduk atau berdiri.
2.Kadang tidak mampu menggerakan kaki dan terasa kesemutan.
Pertolongan :
1.Harus hati hati dalam memindahkan penderita.
2.Penderita harus diangkat dengan usungan papan dengan ke dua kaki diikat menjadi satu.
3.Di bawah lutut di beri bantal, letakkan bantalan lunak di samping kiri dan kanan tulang pinggul.
4.Pembalut diikatkan pada tulang pinggul dan pergelangan kaki.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
  
Patah Tulang Paha ( Tungkai Atas ).
Pertolongan:
1.Siapkan pembalutan secukupnya untuk mengikat bidai, sebaiknya pasang 2 bidai dari
a.Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki.
b.Lipat paha sampai sedikit melewati telapak kaki.
2.Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah.
3.Bila perlu ikat kedua tungkai di atas lutut dan pergelangan kaki / telapak kaki dengan pembalut untuk mengurangi pergerakan.
4.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Patah tulang paha dapat menimbulkan perdarahan dalam sehingga penderita dapat mengalami syok.
Patah Tulang Tungkai Bawah.
Pertolongan :
1.Siapkan Pembalut secukupnya untuk mengikat bidai.
2.Sebaiknya pasang dua bidai sebelah dalam dan luar tungkai yang patah.
3.Di antara bidai dan tungkai beri kapas atau kain sebagai alas.
4.Bidai mulai dari lipat paha sampai sedikit melebihi telapak kaki.
5.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Patah Tulang Kaki.
Pertolongan :
1.Apabila tidak ada perdarahan, sepatu tidak di buka sebab sudah merupakan bidai.
2.Bila ada perdarahan banyak dan terjadi pembengkakan, maka sepatu dibuka, bila sukar di gunting.
3.Hentikan pendarahan yang terjadi.
4.Beri kapas atau kain  pada telapak kaki, kemudian pasang bidai yang sesuai dengan panjang telapak kaki.
5.Beri ikatan pada kaki dan jangan terlalu kencang.
6.Rujuk ke fasilitas kesehatan.
Urai Sendi Rahang Bawah.
Gejala dan Tanda.:
a.Mulut terbuka.
b.Rahang bawah kaku sukar digerakan.
c.Rasa nyeri.
d.Sukar berbicara.
Pertolongan :
1.Bungkus kedua ibu jari penolong, maksud agar tidak licin dan mencegah jari cedera bila terkatup mulut si penderita.
2.Berdiri di depan penderita.
3.Letakan ibu jari di geraham penderita.
4.Tekan kearah bawah dan dorong ke arah belakang kemudian ke atas, cepat cepat lepaskan ibu jari dari mulut penderita.
5.Setelah kembali Normal Imobilisasi daerah tersebut.
6.Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Jumat, 29 Juli 2011

Janji Palang Merah Remaja

Kami anggota palang merah remaja berjanji disertai dengan penuh rasa tanggung jawab dan bersungguh hati akan :

1. Bertaqwa kepada Tuhan YME,
2. Berbakti kepada masyarakat,
3. Mempertinggi mutu keterampilan dalam bidang kebersihan dan kesehatan,
4. Menjalin persahabatan Nasional dan Internasional,
5. Memjunjung tinggi nama baik PMR dan PMI dengan memegang teguh prinsip-prinsip kepalangmerahan yaitu ;
- Kemanusiaan,
- Kesamaan ,
- Kenetralan,
- Kemandirian,
- Kesukarelaan,
- Kesatuan, dan
- Kesemestaan.

Rabu, 27 Juli 2011

LOGO RESCUER 4

Arti lambang :
  • warna merah menyatakan berani
  • warna putih menyatakan suci
  • biru menyatakan perdamaian 
  • lambang palang merah menyatakan perlindungan, dan pertolongan, 
  • lambang bunga 5 kelopak menyatakan himpunan atau perkumpulan dan juga janji palang merah remaja
  • segitiga yang saling berhubungan menyatakan persaudaraan
  • segitujuh menyatakan sapta prinsip palang merah
  • garis merah pada tepi logo menggambarkan kami sebuah keberanian pada setiap anggotanya
 kesimpulanya adalah sebuah organisasi yang berani, mempunyai hati yang suci dan menjunjung tinggi perdamaian seperti semboyan (PERHUMANITATEM ADD PACEM). memiliki rasa persaudaraan yang kuat seperti semboyan (INTER ARMA CARITAS).
Sebagai anggota palang merah kami secara sukarela menolong korban yang membutuhkan. dan menepati janji palang merah remaja.


Komponen Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu

1. Akses dan Komunikasi
Masyarakat harus mengetahui kemana mereka harus meminta bantuan, baik yang umum maupun yang khusus.
2. Pelayanan Pra Rumah Sakit
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam
Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b. Penolong pertama
Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
3. Tansportasi
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi
Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin yang dikenal dalam pertolongan pertama :
1. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak mampu memberikan persetujuan
2. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.

Alat Perlindungan Diri
Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri antara lain :
a. Sarung tangan lateks
Pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit.
b. Kaca mata pelindung
Mata juga termasuk pintu gerbang masuknya penyakit kedalam tubuh manusia
c. Baju pelindung
Mengamankan tubuh penolong dari merembesnya carian tubuh melalui pakaian.
d. Masker penolong
Mencegah penularan penyakit melalui udara
e. Masker Resusitasi Jantung Paru
Masker yang dipergunakan untuk memberikan bantuan napas
f. Helm
Seiring risiko adanya benturan pada kepala meningkat. Helm dapat mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.
Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
Dalam menjalankan tugasnya ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan :
a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya.
b. Dapat menjangkau penderita.
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
d. Meminta bantuan/rujukan.
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.

Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut :
a. Jujur dan bertanggungjawab.
b. Memiliki sikap profesional.
c. Kematangan emosi.
d. Kemampuan bersosialisasi.
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan mengikuti kursus penyegaran.
f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
g. Mempunyai rasa bangga.

Fungsi Alat dan Bahan Dasar
Dalam menjalankan tugasnya ada beberapa peralatan dasar yang sebaiknya tersedia dan mampu digunakan oleh penolong di antaranya :
1. Alat dan bahan memeriksa korban
2. Alat dan bahan perawatan luka
3. Alat dan bahan perawatan patah tulang
4. Alat untuk memindahkan penderita
5. Alat lain yang dianggap perlu sesuai dengan kemampuan

Sabtu, 16 Juli 2011

Tingkat Kesadaran ( Macam-macam Tingkat Kesadaran )


Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadarankesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.

Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

Jadi sangat penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.

Penyebab Penurunan Kesadaran

Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia); kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok); penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) ; pada keadaan hipo atau hipernatremia ; dehidrasi; asidosis, alkalosis; pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak); infeksi (encephalitis); epilepsi.

Mengukur Tingkat Kesadaran

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive).

Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness).

SYOK


Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan paru-paru).

Penyebab
Ø Kegagalan jantung memompa darah
Ø Kehilangan darah dalam jumlah besar
Ø Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan baik
Ø Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.

Gejala dan tanda syok
Ø Nadi cepat dan lemah
Ø Napas cepat dan dangkal
Ø Kulit pucat,dingin dan lembab
Ø Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
Ø Haus
Ø Mual dan muntah
Ø Lemah dan pusing
Ø Merasa seperti mau kiamat, gelisah

Penanganan syok
Ø Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
Ø Tidurkan telentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cm bila tidak ada kecurigaan patah tulang belakang atau patah tungkai. Bila menggunakan papan spinal atau tandu maka angkat bagian kaki.
Ø Pakaian penderita dilonggarkan
Ø Cegah kehilangan panas tubuh dengan beri selimut penutup
Ø Tenangkan penderita
Ø Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
Ø Kontrol perdarahan dan rawat cedera lainnya bila ada
Ø Jangan beri makan dan minum.
Ø Periksa berkala tanda vital secara berkala
Ø Rujuk ke fasilitas kesehatan

PEMBALUTAN


Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan pembalut dibuat dari bermacam materi kain.

Fungsi pembalut
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.

Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.

Beberapa jenis pembalut
Ø Pembalut pita/gulung.
Ø Pembalut segitiga (mitela).
Ø Pembalut penekan.

Penutupan luka
Ø Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
Ø Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
Ø Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi

Pembalutan
Ø Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan penekanan untuk menghentikan perdarahan.
Ø Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
Ø Jangan biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan korban
Ø Bila membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah terjadinya kerusakan jaringan.
Ø Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan terlalu kuat dan harus diperbaiki.
Ø Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu lalu mendekati tubuh.
Ø Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.

Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
2. Beri bantalan penutup luka.
3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
4. Balut.
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).

Perawatan luka Terbuka
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Perawatan Luka Tertutup

Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam

Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :
Ø Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)
Ø Balut tekan
Ø Istirahatkan anggota gerak tersebut
Ø Tinggikan anggota gerak tersebut

Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.

Perawatan luka dengan benda asing menancap
Langkah-langkah perawatan luka yang disertai dengan menancapnya benda asing adalah sebagai berikut :
1. Stabilkan benda yang menancap secara manual.
2. Jangan dicabut. Benda asing yang menancap tidak pernah boleh dicabut
3. Bagian yang luka dibuka sehingga terlihat dengan jelas.
4. Kendalikan perdarahan, hati-hati jangan sampai menekan benda yang menancap
5. Stabilkan benda asing tersebut dengan menggunakan penutup luka tebal, atau berbagai variasi misalnya pembalut donat, pembalut gulung dan lain-lainnya.
6. Rawat syok bila ada
7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan